MOTIVASI adalah suatu sugesti atau dorongan yang muncul karena
diberikan oleh seseorang kepada orang lain atau dari diri sendiri, dorongan
tersebut bermaksud agar orang tersebut menjadi orang yang lebih baik dari yang
sebelumnya. Motivasi juga bisa diartikan sebagai sebuah alasan yang mendasari
sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.
Motivasi
menurut para ahli :
Menurut Mc. Donald (dalam
Sardiman2007: 73), menyebutkan bahwa motivasi sebagai perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian Mc. Donald ini mengandung
tiga elemen penting yaitu: Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan
energi pada diri setiap individu manusia (walaupun motivasi itu muncul dari
dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia,
Motivasi di tandai dengan munculnya, rasa/feeling yang relevan dengan
persoalan-persoalan kejiwaan, efeksi dan emosi serta dapat menentukan
tinggkah-laku manusia, Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan dan tujuan
ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Menurut Sardiman (2007: 73),
menyebutkan motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat dikatakan sebagai suatu kondisi
intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
dirasakan atau mendesak.
Menurut Azwar (2000: 15), motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekolompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Azwar (2000: 15), motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekolompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Malayu (2005: 143), motivasi
berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja
sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan. Motivasi (motivasion) dalam manajemen hanya ditujukkan pada
sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Pentingnya motivasi karena
motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku
manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
Menurut Edwin B Flippo (dalam malayu
2005: 143), menyebutkan bahwa motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan
pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga para pegawai
dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.
Pengertian
kepemimpinan
Pemimpin
adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya
kecakapan dan kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi
orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan . khususnya kecakapan dan kelebihan di satu bidang ,
sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan.
Tipe-tipe kepemimpinan :
1. Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe
kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang
luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang
sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan
kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan
kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang
Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan
berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik
memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan
paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan
sifat-sifat sebagai berikut: (1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia
yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka
bersikap terlalu melindungi, (3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan
atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk
mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri, (6) selalu
bersikap maha tahu dan maha benar.
Sedangkan
tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan
paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat
sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol
disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.
3. Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe
kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter.
Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak
menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan
seringkali kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3)
sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran
yang berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari
bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan
dari bawahannya, (6) komunikasi hanya berlangsung searah.
4. Tipe Kepemimpinan Otokratis
Kepemimpinan
otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: (1) mendasarkan diri pada kekuasaan
dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai
pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan
kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi
yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, (6) semua
pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan
pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8) selalu ingin berkuasa secara
absolut, (9) sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku,
(10) pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada
tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan
kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak
berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan
tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya
berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai
wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi
kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai
pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem
nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan
kacau balau.
6. Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan
populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak
mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan
jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan
tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas
administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari
teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan
dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem
administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe
kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi,
indutri, manajemen
modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.
8. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan
demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien
kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan,
dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan
kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada
pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga
kelompok.
Kepemimpinan
demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan
sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya
masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin
pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
Gaya
Kepemimpinan
Istilah gaya adalah sama dengan cara yang digunakan pemimpin di dalam mempengaruhi para pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.
Istilah gaya adalah sama dengan cara yang digunakan pemimpin di dalam mempengaruhi para pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.
Gaya Kepemimpinan Diplomatis
Kelebihan gaya kepemimpinan
diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat
dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi
keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa
melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga
menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah
kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan
sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan.
Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi
pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para
pengikutnya meninggalkan si pemimpin.
Gaya Kepemimpinan Otoriter
Kelebihan model kepemimpinan
otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu
menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu
adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah –
langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah
kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan
tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah
prinsip hidupnya.
Gaya Kepemimpinan Moralis
Kelebihan dari gaya kepemimpinan
seperti ini adalah umumnya Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka
memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar,
murah hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang- orang
yang datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti
ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa
tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan
bersahabat.
Pengertian
Komunikasi
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini
disebut komunikasi nonverbal.
Hambatan
dari Proses Komunikasi :
a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c.
Hambatan media
adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan
media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga
tidak dapat mendengarkan pesan.
d.
Hambatan dalam bahasa sandi
Hambatan
terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
e.
Hambatan dari penerima pesan
misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak
mencari informasi lebih lanjut.
f.
Hambatan dalam memberikan balikan
Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa
adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas
dan sebagainya.
Klasifikasi
Komunikasi
Di bawah ini ada beberapa klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari beberapa segi :
a. Komunikasi Lisan.
Komunikasi yang berlangsung lisan / berbicara
contoh: presentasi
b. Komunukasi Tertulis.
Komunikasi melalui tulisan
contoh: email, surat
c. Komunikasi Verbal.
Komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan
contoh: curhat
d. Komunikasi Non Verbal.
Komunikasi yang tidak dibicarakan(tersirat)
contoh: seseorang yang nerves (gemetar)
2. Dari segi arahnya :
a. Komunikasi Ke atas.
Komunikasi dari bawahan ke atasan
b. Komunikasi Ke bawah.
Komunikasi dari atasan ke bawahan
c. Komunikasi Horizontal.
Komunikasi ke sesama manusia / setingkat
d. Komunikasi Satu Arah.
Pemberitahuan gempa melalui BMKG (tanpa ada timbal balik)
e. Komunikasi Dua Arah.
Berbicara dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi
3. Menurut Lawannya :
a. Komunikasi Satu Lawan Satu.
Berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya
Bontoh: Berbicara melalui telepon
b. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok).
Berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok
Contoh: Kelompok satpam menginterogasi maling
c. Kelompok Lawan Kelompok.
Berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain
Contoh: Debat partai politik
4.Menurut Keresmiannya :
a. Komunikasi Formal.
Komunikasi yang berlangsung resmi
Contoh: Rapat pemegang saham
b. Komunikasi Informal.
Komunikasi yang tidak resmi
Contoh : Berbicara dengan teman
Pengertian Pengawasan
Dalam
kamus besar bahasa Indonesia pengawasan berasal dari kata “awas” yang artinya
memperhatikan baik-baik, dalam arti melihat sesuatu dengan cermat dan seksama,
tidak ada lagi kegiatan kecuali memberi laporan berdasarkan kenyataan yang
sebenarnya dari apa yang di awas. Pengawasan bisa didefinisikan sebagai
suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja
standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk
menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut dan untuk mengambil
tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya manusia
digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan.
Klasifikasi pengawasan
Ada
beranekaragam atau bermacam-macam jenis daripada pengawasan. Di antara banyak
jenis-jenis pengawasan itu adalah sebagai berikut :
1.
Dilihat dari bidang kerja atau objeknya pengawasan terdiri dari :
a. Pengawasan
dibidang penjualan.
b. Pengawasan dibidang keuangan dan
pembiayaan.
c. Pengawasan di
bidang material dan perbekalan.
d. Pengawasan dibidang
personalia.
e. Pengawasan
dibidang kualitas atau mutu.
f. Pengawasan
dibidang produksi.
g. Pengawasan
dibidang anggaran.
2.
Dilihat
dari segi subjek atau petugas control atau yang melakukan pengawasan,
maka pengawasan dapat dibedakan atas :
a.
Pengawasan
internal, yakni pengawasan yang dilakukan oleh petugas-petugas dari organisasi
atau perusahaan atau jawatan yang sedang melaksanakan kegiatan.
b.
Pengawasan
eksternal, adalah pengawasan yang dilancarkan oleh petugas-petugas dari luar
organisasi ataupun perusahaan atau jawatan yang bersangkutan, baik merupakan
pengawasan dari pihak pemerintah maupun dari masyarakat umum.
c.
Pengawasan
formal, yakni pengawasan yang dilakukan oleh petugas-petugas resmi atau
petugas-petugas yang sudah ditunjuk sebelumnya dan biasanya dilakukan sesuai
dengan rencana, program maupun jadwal yang sudah ditetapkan semula.
d.
Pengawasan
informal, yakni pengawasan yang dilakukan petugas-petugas yang ditunjuk
sewaktu-waktu, dilakukan oleh petugas tidak resmi dan sering kali pengawasan
jenis ini dilakukan seketika jika terjsdi hal-hal yang tidak dibenarkan menurut
rencana serta sering dilakukan di luar program dan jadwal yang telah ditetapkan
sebelumnya.
e.
Pengawasan
manajerial adalah pengawasan yang dilakukan oleh manajer atau pemimpin,
biasanya menyangkut segala sesuatu yang berkenaan dengan proses manajemen,
yaitu perencanaan, pengorganisasian dan penggerakan orang-orang.
f.
Pengawasan
staf, yakni pengawasan yang dilakukan oleh staf yang memang diberi tugas untuk
melakukan pengawasan dalam bidang-bidang kegiatan tertentu.
3.
Ditinjau
dari segi waktu, maka pengawasan dapat dikatagorikan :
a.
Pengawasan
Preventif, yakni pengawasan yang bermaksud mencegah timbulnya
kesalahan-kesalahan dan hal-hal yang tidak diinginkan. Pengawasan ini dinamai
pengawasan pencegahan.
b.
Pengawasan
Improses, adalah pengawasan yang dilakukan sedang terjadinya penyimpangan atau
kekeliruan- kekeliruan dengan maksud agar pelaksanaannya sesuai dengan rencana.
c.
Pengawasan
Represif, yaitu pengawasan yang dilakukan sesudah terjadinya penyimpangan atau
kesalahan, dengan tujuan untuk memperbaiki dan agar kelak pelaksanaan
selanjutnya tidak akan terjadi lagi kesalahan dan penyimpangan.
4.
Dilihat
dari segi lainnya, maka pengawasan dapat digolongkan atas beberapa jenis,
misalnya :
a.
Pengawasan
umum, yakni pengawasan yang dilakukan secara keseluruhan daripada segenap
kegiatan yang dilakukan.
b.
Pengawasan
khusus adalah pengawasan yang dilakukan untuk bidang-bidang kegiatan tertentu
saja, tidak menyeluruh, tetapi pengawasan terhadap bagian-bagian tertentu saja.
c.
Pengawasan
langsung adalah pengawasan yang langsung dilakukan ke tempat dimana pekerjaan
sedang berlangsung.
d.
Pengawasan
tidak langsung adalah pengawasan yang dilakukan melalui control mekanis,
misalnya dengan laporan lisan, laporan tertulis, melalui data statistic neraca
dan sebagainya.
e.
Pengawasan
mendadak, yaitu pengawasan yang dilakukan di luar program, pemgawasan dengan
tiba-tiba tanpa terlebih dahulu member tahukan kepada pekerja atau petugas yang
bertanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut. pengawasan mendadak ini sering
pula disebut “in cognito”.
f.
Pengawasan
teratur adalah pengawasan yang dilakukan sesuai program dan jadwal yang sudah
disusun sebelumnya, diadakan secara periodik, secara berkala.
g.
Pengawasan
terus menerus, yakni pengawasan yang dilakukan tanpa hentinya selama kegiatan
berlangsung. Pengawasan jenis ini biasanya dilakukan terhadap kegiatan yang
menggunakan tenaga kerja harian. Pengawasan ini dikatakan juga continue
control.
Sumber :
1. http://rowiahmad.wordpress.com/2013/02/22/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli-tujuan-jenis-motivasi/
2. http://armandioindrawan.blogspot.com/2012/10/pengertian-kepemimpinan-dan-tipegaya.html
3. http://latansablog.wordpress.com/2011/11/24/hambatan-dan-klasifikasi-komunikasi/
4. http://bayuberbagiilmu21.blogspot.com/2013/03/pengawasan-controlling.html
Sumber :
1. http://rowiahmad.wordpress.com/2013/02/22/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli-tujuan-jenis-motivasi/
2. http://armandioindrawan.blogspot.com/2012/10/pengertian-kepemimpinan-dan-tipegaya.html
3. http://latansablog.wordpress.com/2011/11/24/hambatan-dan-klasifikasi-komunikasi/
4. http://bayuberbagiilmu21.blogspot.com/2013/03/pengawasan-controlling.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar