Selasa, 12 Maret 2013

Pohon Apel dan Seorang Anak



Alkisah, ada sebuah pohon apel yang besar. Seorang anak laki-laki senang bermain-main di pohon itu. Ia bermain setiap hari, memanjat pohon itu, memetik buah apelnya,dan tidur dibawah pohon itu. Ia menyukai pohon itu dan sang pohon juga senang bermain dengan nya. Waktu berlalu, anak lelaki itu tumbuh besar dan tidak lagi bermain di pohon itu. Suatu hari, ia mendatangi pohon itu dengan wajah murung.
"Ayo bermain bersamaku," kata si pohon
"Tidak.Aku bukan anak kecil lagi, aku tidak mau bermain bersamamu lagi. Aku ingin beli mainan saja. Tapi aku tak punya uang." Kata si anak.
"Maaf, aku tidak bisa memberimu uang.Tapi kamu bisa memetik apel-apelku dan menjualnya supaya bisa dapat uang," balas si pohon.
Anak lelaki itu gembira dan memeluk pohon apel itu, lalu pergi dengan riang. Sang pohon merasa sedih karena setelah memetik apel-apelnya, anak lelaki itu tak pernah datang lagi.
Suatu hari, anak lelaki itu kembali. Dia sudah tumbuh dewasa, Sang pohon merasa gembira.
"Ayo bermain denganku,” katanya.
Anak lelaki itu menggelengkan kepala."Tidak.Aku tak punya waktu untuk bermain-main.Aku harus kerja untuk membiayai keluargaku. Kami butuh rumah untuk tempat tinggal. Kau bisa menolongku?"
"Maaf, aku tidak punya rumah.Tapi kau bisa memotong cabang-cabang pohonku untuk membangun rumahmu."
Anak lelaki itu segera menebang cabang-cabang pohon itu dengan gembira, kemudian ia pergi dan tak datang lagi. Sang pohon kembali merasa sedih dan kesepian.
Suatu hari, anak lelaki itu datang lagi. Sang pohon merasa gembira.
"Ayo bermain denganku,"katanya.
"Tidak, aku sudah tua. Aku ingin pergi berlayar untuk menenangkan diriku. Bisakah kau memberiku perahu?"
"Pakailah ranting-rantingku untuk membuat perahu. Kamu bisa berlayar jauh dan menenangkan diri."
Anak lelaki itu pun menebang ranting-ranting pohon untuk membuat perahu.
Ia pergi jauh dan tidak kembali.
Akhirnya, suatu hari anak lelaki itu kembali setelah bertahun-tahun pergi. Sang pohon berkata dengan sedih "Maafkan aku, aku tidak punya apapun lagi yang bisa kuberikan untukmu.Tak ada lagi buah apel untuk dimakan, tak ada lagi ranting untuk dipanjat. Aku sungguh tak punya apapun. Satu-satunya yang tersisa cuma akar-akarku yang sudah tua," tutur sang pohon dengan berlinang airmata.
"Aku tidak butuh apapun," jawab si anak.
"Aku hanya butuh tempat beristirahat. Aku sudah tua dan lelah sekali belakangan ini."
"Bagus! Akar-akar tua adalah tempat terbaik untuk istirahat. Duduklah dan tidurlah disini." Jawab sang pohon.
Anak lelaki itupun duduk dan tidur diakar pohon itu.
Sang pohon tersenyum sambil menitikkan airmata. Meskipun sudah begitu lama si anak tidak mau bermain dengannya lagi, dan hanya datang untuk pergi namun dimasa tuanya, ia masih mengingatku.



Cerita ini mengisahkan seperti seorang anak dan orang tuanya. Sang pohon adalah orang tuanya dan si anak adalah anak kecil yang senang bermain dengan sang pohon ketika dia masih kecil.
Ya..Ketika masih kecil, kita sebagai anak belum bisa berbuat apa-apa dan orang tua lah yang membesarkan kita, mendidik, membimbing, dll. Saat tumbuh besar, kita meninggalkan mereka dan hanya kembali saat kita sedang butuh atau menghadapi masalah. Namun, apapun yang terjadi, orang tua kita akan selalu ada, siap memberi apapun yang mereka miliki, untuk membuat kita bahagia.                                                                                                                                                                                                                                    
Dalam cerita itu si anak kecil terlihat kejam, tapi memang begitulah cara kita semua memperlakukan kedua orang tua kita bukan ??? Maka sebagai seorang anak kita harus selalu menghormati kedua orang tua kita. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa hidup sendiri. Karena itu sayangilah selalu orang tua kita.

Dibalik keberhasilan setiap orang, dalam bidang apapun selalu ada orang yang membantu dan mendoakan  dibelakangnya, yaitu orang tua kita. Bisa saja kita mengatakan, orang yang paling berjasa di hidup kita itu si A atau si B. Namun kita tidak bisa memungkiri, orang yang paling berjasa dan paling banyak mendorong kita sukses adalah orang tua. Dari rahim ibulah kita berawal. Bersama ibulah kita tumbuh dan mulai merangkai kisah hidup didunia. Dengan kekuatan dan kerja keras seorang ayah, kita diberi fasilitas untuk hidup. 



Sumber : Buku cerita BOBO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar